Catatan Mae Rose : Pulang

Pulang

Manusia hidup di dunia pasti akan mengalami ujian hidup. Sebesar apa ujiannya, tentu masing-masing orang berbeda tingkat ujian. Saya, kamu, kalian siapapun ketika meghadapi ujian tentu adakalanya merasa lelah. Satu masalah beres, datang lagi masalah berikutnya. Kuat, ya harus kuat dan akhirnya pernah tumbang. Saking lelahnya kadang pengen cepet pulang. Walaupun belum saatnya pulang.

Berbicara tentang pulang, 3 hari belakangan saya mendapat pelajaran berharga. Seperti ditampar Tuhan secara tidak langsung. Mungkin Tuhan saat itu berkata kepada saya, “mau pulang? Gampang! Tetapi, apakah dengan pulang, masalahmu selesai? Tentu, masalah duniamu selesai tetapi masalah akhiratmu dimulai!” 

3 hari yang lalu, ketika masuk pagi dan sampai di rumah Oma, saya langsung diminta Oma untuk membacakan sebuah buku dengan suara yang keras agar ia bisa mendengarkan juga. Singkat cerita, buku itu berjudul detik-detik ajal menjelang. Isi buku tersebut menceritakan tentang proses medekati kematian, setiap manusia yang akan menuju pulang didepan mata, tidak ada yang bisa berbicara apapun hanya bisa memberikan isyarat ini dan itu kepada yang masih hidup. Pulang dengan baik itu akan dituntun dengan iman dan amal kebaikan yang baik hingga pada akhirnya selamat sampai ke alam kubur. Buku ini juga menceritakan bagaimana saat Rasulullah menjelang ajalnya dan bisa dibayangkan bagaimana suara saya saat halaman ini dibaca, bergetar iya dan disinilah tamparan keras itu saya terima. Mungkin, saat halaman ini terbaca.  Allah, Rabbku berkata dengan lembut sambil menyetil otak saya dengan lembut

“Sudah seberapa besar bekalmu untuk pulang? Rasulullah ujiannya sangat berat melebihi dirimu, tetapi Rasulullah tidak mengeluh, bahkan saat ajalnya menjemput! Kamu? Baru segini saja sudah minta pulang!” 

Ya, masalah dihadirkan untuk dinikmati, bukan dijadikan beban. Jika Allah ingin menjemput pulang gampang kok, bisa kecelakaan saat naik belalang tempur, bisa pulang karena tersedak bahkan saat tidak dalam keadaan apapun. Hanya saja, apakah saat diminta pulang, iman dan amal itu sudah kokoh! Jika dirasakan belum, kenapa harus meminta pulang. Tunggu, perbanyak amal dan rapatlah kepada Rabbmu, agar ketika diminta pulang dalam keadaan apapun. Malaikat maut akan menjemputmu dengan lembut.

Rosa Linda

Tulisan ini untuk saya sendiri, sebagai muhasabah untuk diri saya sendiri. Semangat jika hari ini sedang dalam proses melewati ujian hidup. 

Terimakasih sudah berkunjung, jangan lupa tinggalkan jejakmu ^^